Manusia dilahirkan di dunia ini bersamaan nafsu yang mengikutinya, dimana nafsu itu bisa kita kendalikan dengan roh yang ada di dalam diri kita. Sejatinya nafsu itu bisa kita kendalikan bukan kita yang dikendalikan oleh nafsu-nafsu itu.
Siapa yang mencapai rasa yang lebih mendalam sekaligus mencapai eksistensi yang lebih mendalam, dengan sendirinya hidupnya akan berubah, ia akan memiliki sikap-sikap yang lain, yang lebih benar, lebih cocok dengan realitas yang sebenarnya. Oleh karena itu untuk memasuki batin kita, kita harus terus menerus memperhalus rasa. Rasa dalam arti indrawi membuat kita peka terhadap lingkunga fisik. Dalam rasa kita merasakan bagaimana perkembangan hubungan kita dengan orang lain. Semakin peka rasa kita semakin terbukalah hakekat kenyataaan yang sebenarnya. Usaha untuk memperdalam rasa jangan dipahami sebagai semacam penambahan pengertian langkah demi langkah dimana unsure kognitif ditumpukkan. Melainkan yang dimaksud adalah suatu kesadaran yang semakin mendalam, seakan-akan daun-daun pengertian yang sementara gugur satu demi satu tercapai dasar dan hakekat keakuan kita yang sesungguhnya (Suseno, 1984:131). Baca lebih lanjut